Senin, 13 Juli 2015

penelitian OWAS. RULA & REBA di Home Industry Ikan Asin



MAKALAH
ANALISA POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS, RULA DAN REBA DIPABRIK IKAN ASIN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah " Ergonomi dan Faal Kerja"
Dosen Pengampuh : Ibu Lilis Sri Handayani, SKM



                  Disusunoleh:

Eka nur aisyah  (132010113004)
Fitriyana           (132010113008)
Muthoharoh      (132010113013)
Sely oktaviani  (132010113017)
Sri rahayu         (132010112017)

SEMESTER IV



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penggunaan tenaga manusia dalam dunia industri di Indonesia masih sangat dominan, terutama pada kegiatan Manual Material Handling (MMH). Kelebihan MMH bila dibandingkan dengan penanganan material menggunakan alat bantu adalah fleksibilitas gerakan yang dapat dilakukan untuk beban-beban ringan. Akan tetapi postur yang dilakukan beresiko besar sebagai penyebab penyakit tulang belakang (Low Back Pain). Mengingat aktivitas MMH mempunyai peranan vital dalam pekerjaan yang dilakukan di bagian proses produksi, maka telah banyak dilakukan penelitian untuk menganalisis postur MMH dengan merekomendasikan perbaikan postur dan ruang kerjanya. Metode yang digunakan untuk menganalisis postur kerja diantaranya adalah NIOSH, OWAS, REBA dan RULA.
Keempat metode diatas bertujuan untuk mengidentifikasi postur kerja, menentukan apakah postur yang dilakukan sudah aman dan nyaman serta memberikan rekomendasi perbaikan postur kerja. Rekomendasi ditunjukkan dengan menentukan klasifikasi postur, sudah termasuk aman atau belum kemudian tindakan apa yang perlu dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana cara menganalisa metode OWAS ditempat Kerja?
1.2.2 Bagaimana cara menganalisa metode RULA ditempat Kerja?
1.2.3 Bagaimana cara menganalisa metode REBA ditempat Kerja?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk menganalisa postur kerja serta meminimalisir terjadinya cidera punggung dengan menggunakan metode seperti OWAS, RULA, dan REBA.
1.3.2 Untuk mengidentifikasi postur kerja dan menentukan apakah postur kerja yang dilakukan dalam bekerja sudah aman dan nyaman serta ergonomi.



1.4 Manfaat
1.4.1 Agar dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman pada peneliti khususnya pada penilaian postur kerja
1.4.2 Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi para pemilik industri agar dapat memperbaiki metode kerja, sehingga pegawai dapat bekerja secara ergonomi pada pembuatan di Pabrik ikan asin ini.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Metode OWAS dan Analisa di pabrik Ikan Asin
Metode OWAS
                 Penilaian pada punggung (back) diberikan kriteria nilai 1 s.d 4:


      Penilaian pada lengan (arms) diberikan kriteria nilai 1 s.d 3:



      Penilaian pada kaki (legs) diberikan kriteria nilai 1 s.d 7:



      Penilaian pada beban (load/use factor) diberikan kriteria nilai 1 s.d 3:
      Tabel penilaian analisa postur kerja menggunakan metode OWAS :



 Tabel Kategori

Pekerja ikan asin sedang melakukan pembersihan sisik ikan dan membelah ikan sambil membersihkan kotorannya. Dalam posisi duduk dan lengan berada dibawah dengan beban dibawah satu kilo.
Dari gambar diatas dihasilkan perhitungan :
a)    Step 1
Pegawai ikan asin ketika mengolahi ikan dalam posisi membungkuk kedepan, posisi ini kami berinilai 2
b)   Step 2
Ketika akan membelah dan membersihkan ikannya, pegawai tersebut dalam posisi kedua tangan berada di bawah level ketinggian bahu dan posisi ini bernilai 1
c)    Step 3
Posisi wadah ikan berada dibawah kaki, sehingga untuk mengolah harus dalam keadaan duduk. Posisi ini bernilai 1
d)   Step 4
Beban yang di angkat oleh pekerja ikan asin< 10 kg, sehingga kami berinilai 1
e)    Hasil akhir
2-1-1-1 dilihat dari tabel OWAS  score yang dihasilkan dari  metode ini adalah  2 yaitu perlu dilakukan perbaikan.

2.2 Metode RULA dan Analisa di Pabrik Ikan Asin

Analisis Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA)

Rapid Upper Limb Assessment (RULA) adalah sebuah metode untuk menilai postur, gaya, dan gerakan suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian atas (upper limb). Metode ini dikembangkan untuk menyelidiki resiko kelainan yang akan dialami oleh seorang pekerja dalam melakukan aktivitas kerja yang memanfaatkan anggota tubuh bagian atas (upper limb) (Andrian, 2013).
Metode ini  menggunakan diagram postur tubuh dan tabel penilaian untuk memberikan evaluasi terhadap faktor resiko yang akan dialami oleh pekerja. Faktor-faktor resiko yang diselidiki dalam metode ini adalah yang telah dideskripsikan oleh McPhee’ sebagai faktor beban eksternal (external load factors) yang meliputi: jumlah gerakan, jerja otot statis, gaya, postur kerja yang ditentukan oleh perlengkapan dan perabotan, dan waktu kerja tanpa istirahat.
Tabel Analisis Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA)
Tabel Analisis Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA)

Untuk menilai empat faktor beban eksternal pertama yang disebutkan di atas (jumlah gerakan, kerja otot statis, gaya dan postur), Rapid Upper Limb Assessment (RULA) dikembangkan untuk :
  1. Menyediakan metode penyaringan populasi kerja yang cepat, untuk penjabaran kemungkinan resiko cidera dari pekerjaan yang berkaitan dengan anggota tubuh bagian atas.
  2. Mengenali usaha otot berkaitan dengan postur kerja, penggunaan gaya dan melakukan pekerjaan statis atau repetitif, dan hal–hal yang dapat menyebabkan kelelahan otot.
  3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dalam penilaian ergonomi yang lebih luas meliputi faktor-faktor epidemiologi, fisik, mental, lingkungan dan organisasional.
Prosedur Rapid Upper Limb Assessment (RULA)
Prosedur dalam pengembangan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) meliputi tiga tahap. Tahap pertama adalah pengembangan metode untuk merekam postur kerja, tahap kedua adalah pengembangan sistem penilaian dengan skor, dan yang ketiga adalah pengembangan dari skala tingkat tindakan yang memberikan panduan pada tingkat resiko dan kebutuhan tindakan untuk mengadakan penilaian lanjut yang lebih detail.
Tahap 1 Pengembangan metode untuk merekam postur kerja
Untuk menghasilkan sebuah metode kerja yang cepat untuk digunakan, tubuh dibagi dalam segmen-segmen yang membentuk dua kelompok atau grup yaitu grup A dan B. Grup A meliputi bagian lengan atas dan bawah, serta pergelangan tangan. Sementara grup B meliputi leher, punggung, dan kaki. Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh postur tubuh terekam, sehingga segala kejanggalan atau batasan postur oleh kaki, punggung atau leher yang mungkin saja mempengaruhi postur anggota tubuh bagian atas dapat tercakup dalam penilaian.
Tahap 2 Pengembangan sistem skor untuk pengelompokan bagian tubuh
Sebuah skor tunggal dibutuhkan dari Grup A dan B yang dapat mewakili tingkat pembebanan postur dari sistem muskuloskeletal kaitannya dengan kombinasi postur bagian tubuh. Hasil penjumlahan skor penggunaan otot (muscle) dan tenaga (force) dengan Skor Postur A menghasilkan Skor C. sedangkan penjumlahan dengan Skor Postur B menghasilkan Skor D.
Tahap 3 Pengembangan Grand Score dan Action List
Tahap ini bertujuan untuk menggabungkan Skor C dan Skor D menjadi suatu grand score tunggal yang dapat memberikan panduan terhadap prioritas penyelidikan / investigasi berikutnya. Tiap kemungkinan kombinasi Skor C dan Skor D telah diberikan peringkat, yang disebut grand score dari 1-7 berdasarkan estimasi resiko cidera yang berkaitan dengan pembebanan muskuloskeletal.
Aplikasi Rapid Upper Limb Assessment (RULA)
  1. Alat untuk melakukan analisis awal yang mampu menentukan seberapa jauh risiko pekerja untuk terpengaruh oleh faktor-faktor penyebab cedera, yaitu: postur, kontraksi otot statis, gerakan repetitive dan gaya.
  2. Menentukan prioritas pekerjaan berdasarkan faktor risiko cedera. Hal ini dilakukan dengan membandingkan nilai tugas-tugas yang berbeda yang dievaluasi menggunakan Rapid Upper Limb Assessment (RULA).
  3. Menemukan tindakan yang paling efektif untuk pekerjaan yang memiliki resiko relatif tinggi. Analisis dapat menentukan kontribusi tiap faktor terhadap suatu pekerjaan secara keseluruhan dengan cara melalui nilai tiap faktor resiko.
  4. Menemukan sejauh mana penngaruh suatu modifikasi atas pekerjaan. Perbaikan secara kuantitatif dapat diukur dengan cara membandingkan penilaian sebelum dan sesudah modifikasi diterapkan.

Analisa RULA
Pekerja ikan asin melakukan pembersihan dengan membilas ikan yang sudah dibelah dan dibersihkan kotoran didalamnya dengan posisi badan membungkuk 90◦, lengan tangan berada dibawah dan posisi kedua kaki lurus.
a)    Step 1
Pekerja ikan asin ini bertugas untuk mencuci ikan yang sudah dibersihkan sisiknya serta kotoran yang ada didalam ikan tersebut dengan air yang sudah disiapkan .
Dari pengamatan yang kami lakukan, posisi upper arm pekerja berada pada posisi90◦, posisi ini bernilai +4.

b)   Step 2
Ketika akan membasuh ikan- ikan yang sudah dimasukkan keember, pekerja mengangkatnya. Dari pengamatan kami lower arm pekerja berada pada posisi 60◦ sehingga mendapat nilai +2
c)    Step 3
Posisi pembilasan lebih rendah dari wadah ikan, sehingga untuk masuk kepembilasan air pekerja harus jongkok dengan posisi wrist 15◦, posisi ini bernilai +3
d)   Step 4
Posisi wrist twist bengkok, sehingga bernilai +2
e)    Step 5
Dengan mengevaluasi hasil dari step 1-4 pada tabel A didapat nilai  4-2-3-2 hasilnya adalah 4
                 Tabel A.

Upper
Arm

Lower
Arm
Wrist
1
2
3
4
Wrist Twist
Wrist Twist
Wrist Twist
Wrist Twist
1
2
1
2
1
2
1
2

1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
4
4

2
1
2
2
2
3
3
3
4
4
2
2
2
2
3
3
3
4
4
3
2
3
3
3
3
4
4
5

3
1
2
3
3
3
4
4
5
5
2
2
3
3
3
4
4
5
5
3
2
3
3
4
4
4
5
5

4
1
3
4
4
4
4
4
5
5
2
3
4
4
4
4
4
5
5
3
3
4
4
5
5
5
6
6

5
1
5
5
5
5
5
6
6
6
2
5
6
6
6
6
7
7
7
3
6
6
6
7
7
7
7
8

6
1
7
7
7
7
7
8
8
9
2
7
8
8
8
8
9
9
9
3
9
9
9
9
9
9
9
9


f)    Step 6
Dalam pekerjaannya pegawai memerlukan sedikit kerja otot, karena memegang wadah yang ada ikannya untuk dicelupkan ke air kemudian diangkat kembali, ini dilakukan dengan gerakan lebih dari 4x dalam 1 menit, maka step ini bernilai +1.
g)   Step 7
Pegawai mengangkat beban yang lumayan berat, yaitu mengangkat ikan yang sudah dibersihkan dan yang sudah dibilas untuk dibawa ketempat jemuran. Maka nilai di step ini +1
h)   Step 8
Dengan menambahkan nilai pada step 6 dan step 7 pada nilai di step 3, didapat wrist and arm score sebesar 5
i)     Step 9
Posisi pembilasan lebih rendah dari wadah ikan, sehingga untuk masuk kepembilasan pekerja harus menunduk sehingga posisi neck saat pegawai ingin membasuh ikan berada pada 20◦, maka nilai di step ini +3
j)     Step 10
Posisi trunk pegawai berada pada 60◦+, karena saat pegawai ingin membilas ikan- ikan harus menunduk sangat rendah untuk menjangkau air pembilasan. Maka nilai di step ini +4
k)   Step 11
Pegawai bekerja dalam posisi berdiri tanpa topangan apapun. Step ini bernilai +2

l)     Step 12
Dengan mengevaluasi hasil dari step 9-11 pada Table B didapat nilai 6




Tabel B


Neck

Trunk Postur Score
1
2
3
4
5
6

Legs
Legs
Legs
Legs
Legs
Legs

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

1

3

2

3

3

4

5

5

6

6

7

7

2

2

3

2

3

4

5

5

5

6

7

7

7

3

3

3

3

4

4

5

5

6

6

7

7

7

4

5

5

5

6

6

7

7

7

7

7

8

8

5

7

7

7

7

7

8

8

8

8

8

8

8

6

8

8

8

8

8

8

8

9

9

9

9

9



m) Step 13
Dalam pekerjaannya pegawai memerlukan sedikit kerja otot, karena memegang wadah yang berisi ikan untuk dicelupkanke air kemudian diangkat kembali, ini dilakukan dengan gerakan lebih dari 4x dalam 1 menit, maka step ini bernilai +1

n)   Step 14
Pegawai mengangkat beban yang lumayan berat, karena harus mengangkatikan yang sudah dibersihkan dan mengangkat yang sudah dibilas untuk dibawa ketempat jemuran. Makanilai di step ini +1

o)   Step 15
Dengan menambahkan nilai pada step 13 dan step 14 pada nilai di step 12, didapat neck, trunk, and leg score sebesar 6. Simpan nilai untuk Table C.

Tabel C
                           Neck,  Trunk, and Leg Score
Wrist and arm score

1
2
3
4
5
6
7
1
1
2
3
3
4
5
5
2
2
2
3
4
4
5
5
3
3
3
3
4
4
5
6
4
3
3
3
4
5
6
6
5
4
4
4
5
6
7
7
6
4
4
5
6
6
7
7
7
5
5
6
6
7
7
7
8+
5
5
6
7
7
7
7


p)   Hasil akhir
Score yang didapat untuk system ini adalah 6 dimana system ini beresiko sedang serta perlu dilakukan tindakan dalam waktu dekat.
Tabel kategori tindakan RULA

Kategori Tindakan
Level Resiko
Tindakan
1 – 2
Minimum
Aman

3 – 4
Kecil
Di perlukan beberapa waktu ke depan

5 – 6
Sedang
Tindakan dalam waktu dekat

7
Tinggi
Tindakan sekarang juga

2.3  Metode REBA dan Analisa di Pabrik Ikan Asin
REBA (Rapid Entire Body Assessment) merupakan salah satu metode yang bisa digunakan dalam analisa postur kerja. REBA dikembangkan oleh Dr. Sue Hignett dan Dr. Lynn Mc Atamney yang merupakan ergonom dari universitas di Nottingham (University of Nottingham’s Institute of Occuptaional Ergonomic).
Rapid Entire Body Assessment adalah sebuah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan pergelangan tangan dan kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga dipengaruhi faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktifitas pekerja.
Salah satu hal yang membedakan metode REBA dengan metode analisa lainnya adalah dalam metode ini yang menjadi fokus analisis adalah seluruh bagian tubuh pekerja. Melalui fokus terhadap keseluruhan postur tubuh ini, diharapkan bisa mengurangi potensi terjadinya musculoskeletal disorders pada tubuh perkerja.
Dalam metode REBA ini, analisis terhadap keseluruhan postur tubuh pekerja dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama atau Group A terdiri dari bagian neck, trunk, dan legs. Sedangkan bagian kedua atau Group B terdiri dari upper arms, lower arms, dan wrist.
Penilaian postur dan pergerakan kerja menggunakan metode REBA melalui tahapan–tahapan sebagai berikut:
Pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan video atau foto. Untuk mendapatkan gambaran sikap (postur) pekerja dari leher, punggung, lengan, pergelangan tangan hingga kaki secara terperinci dilakukan dengan merekam atau memotret postur tubuh pekerja. Hal ini dilakukan supaya peneliti mendapatkan data postur tubuh secara detail (valid), sehingga dari hasil rekaman dan hasil foto bisa didapatkan data akurat untuk tahap perhitungan serta analisis selanjutnya.
Setelah didapatkan hasil rekaman dan foto postur tubuh dari pekerja dilakukan perhitungan nilai. Perhitungan nilai melalui metode REBA ini dimulai dengan menganalisis posisi neck, trunk, dan leg dengan memberikan score pada masing-masing komponen. Ketiga komponen tersebut kemudian dikombinasikan ke dalam sebuah tabel untuk mendapatkan nilai akhir pada bagian pertama atau score A dan ditambah dengan score untuk force atau load. Selanjutnya dilakukan scoring pada bagian upper arm, lower arm, dan wrist kemudian ketiga komponen tersebut dikombinasikan untuk mendapatkan nilai akhir pada bagian kedua atau score B dan ditambah dengan coupling score. Setelah diperoleh grand score A dan grand score B, kedua nilai tersebut dikombinasikan ke dalam tabel C, melalui tabel kombinasi akhir ini kemudian ditambahkan dengan activity score akan didapat nilai akhir yang akan menggambarkan hasil analisis postur kerja.
Dari final REBA score dapat diperoleh skala dari level tiap aksi yang akan memberikan pannduan untuk resiko dari tiap level dan aksi yang dibutuhkan. Perhitungan analisis postur ini dilakukan untuk kedua sisi tubuh, kiri dan kanan.
Analisa dipabrik Ikan Asin
Pekerja sedang melakukan penataan ikan asin yang sudah dibersihkan, dengan posisi kedua kaki tertekuk dan posisi leher menunduk. Batas menjemur sampai sore dan dilakukan setiap hari.



a)      Step 1
Pegawai ikan asin ini bertugas untuk meletakan ikan yang sudah dibersihkan dan dibilas untuk diletakan ketempat penjemuran. Dilakukan dengan cara ikan diambil satu persatu secara horizontal, agar ikan tertata rapih, tidak bertumpuk dan juga bias kering dalam sehari. Dari pengamatan yang kami lakukan, pegawai melakukan seluruh kegiatan kerjanya dengan posisi leher 20◦+, meskipun dalam beberapa pekerjaan seperti mengangkat dan memindah posisi leher sedikit terangkat, maka step ini kami berinilai +2
b)      Step 2
Pada saat mengambil ikan dan dirapihkan secara vertical di tempat penjemuran, posisi trunk pegawai berada pada posisi sedikit membungkuk. Maka untuk kegiatan ini kami berinilai +3
c)      Step 3
Saat menjemur atau merapihkan ikan ketempat penjemuran. Posisi kaki berada pada>60◦, maka step ini kami berinilai +2

d)     Step 4
Dengan mengevaluasi hasil dari step 1-3, maka nilai yang didapatkan pada step ini adalah 5
Tabel A

LEHER
1
2
3

KAKI
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
BADAN
1
1
2
3
4
1
2
3
4
3
3
5
6
2
2
3
4
5
3
4
5
6
4
5
6
7
3
2
4
5
6
4
5
6
7
5
6
7
8
4
3
5
6
7
5
6
7
8
6
7
8
9
5
4
6
7
8
6
7
8
9
7
8
9
9

e)      Step 5
Beban yang diangkat saat membilas maupun menjemur sedikit berat, sekitar 11-15 kg. maka nilai di step ini sebesar +1
f)       Step 6
Jumlah nilai di step 4 dan 5 sebesar 6 Nilai disimpan untuk kemudian dievaluasi di tabel C.
g)      Step 7
Pegawai ikan asin mengangkat beban dengan posisi upper arm membentuk sudut 20o-45o sehingga nilai untuk step ini +2.
h)      Step 8
Pegawai ikan asin mengangkat beban dengan posisi lower arm membentuk sudut lebih besar dari 
100 o , maka nilai di step ini sebesar +2.
i)        Step 9
Posisi pergelangan tangan pegawai ikan asin berada pada posisi 15◦+, maka nilai pada step ini sebesar +2.
j)        Step 10
Dengan menggunakan Tabel B dari hasil score pada step 7-9 maka nilainya adalah 3.


TABEL B

LENGAN BAWAH
1
2
PERGELANGAN
1
2
3
1
2
3
LENGAN ATAS
1
1
2
3
1
2
3
2
1
2
3
2
3
4
3
3
4
5
4
5
5
4
4
5
5
5
6
7
5
6
7
8
7
8
8
6
7
8
8
8
9
9


k)      Step 11
Pegawai ikan asin memegang beban dengan baik, maka nilai untuk step ini adalah +0.
l)        Step 12
Jumlah score untuk step 10 dan 11 adalah 3. Maka nilai untuk analisis lengan dan pergelangan adalah  3. Dengan membandingkan dengan score A, didapat nilai dari tabel C sebesar 4.
Table C
Nilai skor A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

1
1
1
2
3
3
4
5
6
7
7
7
1
Nilai skor B
1
2
2
3
4
4
5
6
6
7
7
8
2
2
3
3
3
4
5
6
7
7
8
8
8
3
3
4
4
4
5
6
7
8
8
9
9
9
4
4
4
4
5
6
7
8
8
9
9
9
9
5
6
6
6
7
8
8
9
9
10
10
10
10
6
7
7
7
7
8
9
9
10
10
11
11
11
7
8
8
8
9
10
10
10
10
10
11
11
11
8
9
9
9
10
10
10
11
11
11
12
12
12
9
10
10
10
11
11
11
11
12
12
12
12
12
10
11
11
11
11
12
12
12
12
12
12
12
12
11
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12

m)    Step 13
Pegawai ikan asin melakukan gerakan statis lebih dari 1 menit, melakukan gerakan yang sama lebih dari 4 menit, dan mengubah postur tubuh, maka nilai aktivitas yang diperoleh adalah +1.

n)     Hasil akhir : 5 kategori sedang dan perlu adanya tindakan.
Table tindakan

Skor REBA
Level Resiko
Level Tindakan
Tindakan /evaluasi lebih lanjut
1
dapat diabaikan
0
tidak perlu tindakan

2-3
rendah
1
mungkin diperlukan tindakan
4-7
sedang
2
perlu tindakan
8-10
tinggi
3
perlu tindakan secepatnya

11-15
sangat tinggi
4
perlu tindakan sekarang juga

                               

BAB III
PENUTUP
           
3.1 Kesimpulan
           
     Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa setiap proses penelitian atau pengambilan data nilai OWAS, RULA maupun REBA yang di ambil merupakan hasil dari pengambilan data secara langsung yang akan diproses untuk menentukan nilai OWAS, RULA maupun REBA dimana hasil yang diperoleh ialah level resiko pekerjaan rendah/sedang dan perlu adanya tindakan dalam waktu dekat bagi para pekerjanya.


                                              DAFTAR PUSTAKA


http://bambangwisanggeni.wordpress.com/2011/03/03/reba-rapid-entire-body-assesment/
http://www.academia.edu/9573299/analisis-RULA-dan-REBA/
http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/03/alisis-postur-kerja-reba.html?m=1

#SEMOGA BERMANFAAT :)




1 komentar: